Books: Edward Tulane - Kate DiCamillo

 

The Miraculous Journey of Edward Tulane adalah salah satu buku favorit gue. Buku 'ajaib' ini ditulis oleh Kate DiCamilo pada tahun 2006 dengan ilustrasi oleh Bagram IbaToulline. Kate adalah seorang penulis buku untuk anak-anak dan dewasa, meskipun Edward Tulane ini ditulisnya untuk anak-anak tapi buku yang ditulis oleh wanita kelahiran Philadelphia, Pennsylvania ini wajib juga dibaca oleh orang dewasa, karena ceritanya yang luar biasa.

Alkisah di sebuah rumah di Egypt Street tinggalah keluarga Tulane. Abilene Tulane adalah anak tunggal yang tinggal di rumah tersebut bersama sebuah boneka kelinci yang terbuat dari perselen yang diberi nama Edward Tulane. Edward adalah boneka kelinci yang diberikan oleh Pallegina - nenek Abilene - saat ia berulang tahun ke-7.

Edward terbuat dari porselen mulai dari tangan, kaki, sampai kepala. Ia selalu diberi pakaian yang bagus-bagus serta jam emas sebab Abilene menganggap Edward sangat istimewa. Namun perlakuan istimewa tersebut membuat Edward menjadi sombong dan menganggap bahwa perlakuan dan kasih sayang semua orang terhadapnya memang pantas diterimanya. Termasuk kasih sayang luar biasa dari Abilene sehingga ia merasa tak perlu membalas perasaan sayang itu.

Hingga suatu hari takdir membawa Edward memasuki 'perjalanan ajaib' yang akan mengubah dirinya untuk selama-lamanya. Edward hilang di laut - saat Abilene melakukan perjalanan menggunakan kapal - Edward terlempar ke laut lepas dan selama berbulan-bulan tenggelam dan tenggelam ke dalam dasar laut yang kelam.

Di kedalaman dan kegelapan laut untuk pertama kalinya Edward  merasakan emosi tulus dan murni pertamanya. Edward Tulene merasa takut. Dalam kegelapan laut Edward hanya dapat membayangkan Abilene dan juga kilauan bintang-bintang yang biasa dilihatnya di balik jendela kamar saat Abilene tidur.


Akhirnya penderitaan Edward berakhir pada hari ke-297. Dimana badai menghempaskannya, menariknya dari pasir dan memuntahkannya keluar. Hingga akhirnya sebuah jaring nelayan menariknya kembali dalam kilauan sinar matahari. Edward untuk pertama kalinya bertemu Lawrence dan Nellie - pasangan suami istri nelayan - yang kelak sangat mencintainya. 

Disinilah Edward untuk pertama kalinya belajar merasakan berartinya dicintai dan disayangi oleh orang lain. Edward yang kini menjadi Susanna pun menyesal telah menyia-nyiakan kasih sayang Abilene. Namun saat mulai menyayangi pasangan suami istri nelayan ini, Edward terpaksa harus kembali berpisah karena dibuang oleh anak Lawrance dan Nellie yang cemburu dengan Susanna.

Edward pun jatuh ke tangan seorang pengembara bernama Bull dengan anjingnya Lucy. Entah bagaimana Edward yang sebelumnya tidak dapat bersahabat dengan anjing mulai menjalin persahabatan dengan Lucy. Kali ini Edward berubah menjadi Mallone, yang ikut menggembara bersama Bull dan Lucky dari suatu gerbong kereta ke gerbong kereta lainnya dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Terus terang saat membaca buku ini gue gak bisa berhenti sebelum lembar terakhir. karena setiap kalimat yang dituliskan Kate memiliki makna yang luar biasa dan memporakporandakan emosi gue. Cerita Edward membawa gue ke dalam perjalanan demi perjalanan yang luar biasa. Saat-saat kehilangan, menemukan, dan kehilangan lagi. Dimana saat ditengah-tengah bab gue menyadari, bahwa ini bukanlah sekedar cerita anak-anak atau cerita tentang seekor kelinci yang sombong. Cerita ini tentang manusia, ya... tentang gue.

Edward mengajarkan gue bahwa manusia terkadang egois, saat mereka nyaman berada di tengah-tengah teman dan keluarga manusia lupa ada kalanya seseorang itu kan pergi entah kapan. Di suatu saat tak terduga dan di suatu tempat... Saat kita masih punya seseorang untuk dicintai jangan pernah diperlakukan dengan buruk atau disia-siakan saat mereka ada.

Dari buku ini... gue jadi belajar banyak hal. Sesungguhnya gak pernah ada cinta tulus yang sia-sia.... meski orang itu sudah tiada sekalipun. Karena gue masih bisa ngebales rasa cinta itu lewat orang lain yang masih hidup dan yang akan hadir dalam hidup gue nantinya... 

At least i knew that true love never dies... not really. It waits... to meet again. Thanks Edward ^^ 

k-hyee

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Wanna say something?